Bagian ini berisi informasi dasar mengenai desa kami. Sila klik pada tautan berikut untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci.
- Sejarah Desa
Sejarah awal terbentuknya Nagari Taratak Sungai Lundang bermula dari perjalanan Nenek Moyang bernama Puti Sari Bulan bersama suami beliau Datuak Sutan Malengang, Datuak Rangkayo Tongga dan Sutan Rajo Malano menyusuri Air Batang Barus yang sekarang dikenal dengan Batang Tarusan. Dalam perjalanan meyusuri sungai Batang Barus mereka menemui suatu dataran yang kemudian diberi nama Taratak. Taratk sendiri berasal dari kata talatak (terletak) yang berarti tempat meletakan beban barang bawaan yang dibawa selama perjalanan. Disinilah kemudian rombongan ini menetap dan membangun kehidupan.
Setelah Taratak berkembang menjadi sebuah nagari, maka berdatanganlah orang dari berbagai daerah seperti dati Cupak, Talang, dan Tarung-tarung (solok). Untuk menjalankan roda pemerintahan nagari makaditunjuklah orang sebagai penghulu, imam, khatib, dubalang, dan manti, serta pegawai sesta, sementara Puti Sari Bulan dan Datuak Sutan Malenggang dikaruniai empat orang anak yaitu : Puti Sari Dadih, Rajo Batuah (meninggal dan dimakamkan di Barung-Barung Belantai) dan Sutan Rajo Bujang . Setelah suami Puti Sari Bulan meninggal dan dimakamkan di Tampek Cupak, Taratak, beliau menikah dengan Tuanku Indrapura dari Indropuro dan dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Buyung.
Buyung kemudian diangkat menjadi raja dengan gelar Mandaro Basa dan menikah dengan perempuan suku sipanjang. Dari perkawinan ini lahirlah seorang anak laki-laki. Anak ini mewariskan tahta raja Mandaro Hitam. Datuak Mandaro Hitam mempunyai seorang anak Abdul Karim.
Selama kepemimpinannya, Datuak Mandaro Hitam membagi tugas bawahannya, Pamuncak di Sungai Lundang sebagai wakil raja, Bangkah di Kayu Batu sebagai Hulubalang Raja, Camin Taruih di Siguntur sebagai Menteri Penerangan dan Gajah Malintang di Koto Pulai sebagai Kaki Tangan Raja.
Abdul Karim diangkat menjadi raja setelah ayahnya Datuak Mandaro Hitam meninggal dengan gelar Rajo Malintang. Beliau menikah dua kali dengan Pik Singkok dan Pik Siti Awan. Dari pernikahan dengan kedua perempuan ini Rajo Malintang tidak memperoleh keturunan hingga akhir hayatnya.
Sepeninggal Rajo Malintang,kekuasaan diambil alih oleh wakil beliau d Sungai Lundang Rajun Datuak Lelo. Karena Rajun Datuak Rajo Lelo juga tidak mempunyai keturunan maka kekuasaan dibawa ke Siguntur oleh Rajain Datuak Rajo Basa pada Tahun 1911. - Kondisi Nagari
Nagari Taratak Ssungai Lundang, Kecamtan Koto XI Tarusan, Kabuoaten Pesisir Selatan, Profinsi Sumatera Barat merupakan 1 dari 23 Nagari di Kecamatan Koto XI Tarusan yang mempunyai jarak 50 Km dari kota Kabupaten. Kecamatan Koto XI Tarusan sendiri merupakan salah satu dari 132 kecamaan di kabupaten Pesisir Selatan yang termasuk kateori kecamatan miskin. Secara geografis Nagari Taratak Sungai Lundang sendiri terletak diperbatasan :
- Sebelah barat : berbatas Kota Padang
- Sebelah utara : berbatas Kabupaten Solok
- Sebelah timur : berbatas Kecamatan Bayang
- Sebelah selatan : berbatas Nagari Kampung Baru Korong nan Ampek
Ekonomi masyarakat di Nagari Taratak Sungai Lundang Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan di dominasi sektor pertanian. Sektor pertanian terdiri dari Luas sawah 827.000 m2 . Luas kebun gambir 1.634.000 m2 . Luas Kebun karet 225.000 m2 . Jumlah Batang durian 3.133 Batang . - Profil Masyarakat Nagari
Nagari Taratak Sungai Lundang memiliki penduduk yang berjumlah 1221 Jiwa. Dengan komposisi 627 jiwa laki-laki dan 557 jiwa perempuan.